PENGEMBANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKn
DI SD/MI KELAS RENDAH DAN TINGGI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKn di SD
Dosen
Pengampu : 1. Drs. H. Kanda Ruskandi, M.Pd.
2. Jennyta
Caturiasari, M.Pd
Disusun
Oleh Kelompok 6
Cindy Cilviani (1805962)
Elvira Rosalia (1800632)
Milania Nurlaela (1800170)
Peni Rosa
(1801370)
Sri Nopiyanti (1806038)
3A
PGSD
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
Jl.
Veteran No. 08 Purwakarta
2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi nikmat iman dan
nikmat sehat kepada kami sehingga atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan sebaik-baiknya.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Penyusun terimakasih
kepada semua teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Purwakarta, 30 September 2019
(Penyusun)
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
B.
Model Pembelajaran di Kelas
Rendah (1, 2, 3 SD/MI)
C.
Model Pembelajaran di Kelas
Tinggi (4, 5 dan 6 SD/MI)
BAB III
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era
globalisasi kualitas sumber daya manusia menjadi kebutuhan mendesak yang perlu diprioritaskan
oleh pemerintah. Lembaga pendidikan sebagai tempat penyelenggaraan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang tepat adalah sekolah.
Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan model pembelajaran yang memotivasi
peserta didik agar mereka mudah memahami segala teori dan praktek dalam
mencapai tujuan PKn, yaitu menjadi warga negara yang baik. Model pembelajaran
tersebut harus memuat wawasan yang luas dan komprehensif agar peserta didik
mampu secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan kosep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Richmond,
1977; Joni, 1996).
Dilihat dari
perkembangan psikologis seperti diteorikan oleh Piaget peserta didik SD/MI
dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tingkat operasi kongkret (concrete operation) dan awal dari
operasi formal (formal operation)
yang ditandai dengan mulai berkembangnya abstraksi dalam pemikiran. Dilihat
dari lingkungan kehidupannya seperti dikonsepsikan oleh Paul R. Hanna dalam
model lingkup kehidupan semakin meluas (expanding environment), peserta didik
di SD/MI berada dalam lingkup komunitas dan sosial budaya,rumah,sekolah,dan
lingkungan sekitar ( lingkungan desa sampai dengan lingkungan negara ).
Dengan mempertimbangkan
perkembangan psikologis dan lingkup interaksi sosial budaya peserta didik telah
ditetapkan bahwa pelaksanaan kegiatan kurikuler di SD/MI dibagi dalam 2
penggalan. Penggalan pertama terdiri atas kelas-kelas rendah ( I, II, III), dan
penggal kedua terdiri dari atas kelas-kelas yang lebih tinggi (IV, V, VI).
Untuk kelas-kelas rendah kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk
pembelajaran tematis, sedangkan untuk kelas-kelas tinggi diorganisasikan dalam
bentuk pembelajaran berbasis mata pelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian model
pembelajaran?
2.
Bagaimana model pembelajaran
dikelas rendah?
3.
Bagaimana model pembelajaran
dikelas tinggi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari model pembelajaran
2.
Untuk mengetahui model-model
pembelajaran dikelas rendah
3.
Untuk mengetahui model-model
pembelajaran dikelas tinggi
4.
Untuk memenuhi salah satu tugas
pembelajaran PKn di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Menurut KBBI, model merupakan pola
(contoh, acuan, ragam dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Trianto (2012:51) model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain. Jadi, dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan
suatu pola yang dapat menghasilkan perubahan perilaku oleh pengalaman peserta
didik.
B.
Model Pembelajaran di Kelas Rendah (1, 2, 3 SD/MI)
Bredekamp (1992) berpandangan
bahwa pada usia pendidikan dasar (6-15 tahun) kemampuan intelektual,
sosio-emosional, fisik dan moral anak, berkembang secara terpadu sehingga
proses pengembangan dalam pembelajaran harus dilangsungkan secara terpadu.
Pada kurikulum tahun 2006, model pembelajaran yang digunakan pada
kelas rendah yaitu pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah aplikasi
pendekatan pembelajaran terpadu yang dikembangkan melalui suatu “tema” yang
didalamnya terkandung kompetensi dasar dan materi yang saling berkaitan antar
mata pelajaran berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar dari masing-masing
mata pelajaran. Adapun yang dimaksud pembelajaran terpadu adalah proses
pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan
dalam satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran pada suatu kurikulum
sekolah. Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna,
otentik dan aktif (Richmond, 1997; Joni, 1996 ).
Menurut Alunan,dkk.,2004, dalam pembelajaran tematik terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
1.
Pembelajaran tematik
dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap tema,
memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungannya
3.
Usahakan pilih tema yang
terdekat dengan anak
4.
Lebih mengutamakan kompetensi
dasar yang akan dicapai dari tema.
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran SD/MI kelas
rendah, antara lain:
1.
Model Webbed ( jaring laba-laba
)
Pada model pembelajaran tematik
jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan
antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan
tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antar satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya.
2.
Model Connected ( keterhubungan
/ terkait )
Model pembelajaran connected dimana
guru mencermati standar kompetensi suatu mata pelajaran untuk menentukan
keterkaitan antar kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam satu tingkat
kelas.
3.
Model Integrated
Model integrated merupakan model
pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda
tetapi esensinya sama dalam sebuah tema atau topik tertentu.
C.
Model Pembelajaran di Kelas Tinggi (4, 5 dan 6 SD/MI)
Model pembelajaran yang digunakan
pada SD kelas tinggi yaitu model pembelajaran portofolio. Pembelajaran
portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud nyata
dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan
siswa untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual dengan
kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah pengalaman langsung
yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing-masing kelompok siswa dengan
masalah yang dipilihnya.
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa. Hasil kerja itu
sering disebut artefak. Artefak-artefak itu dihasilkan dari pengalaman belajar
atau proses pembelajaran siswa dalam periode waktu tertentu. Artefak-artefak
itu diseleksi dan disusun menjadi satu portofolio. Dengan kata lain portofolio
adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa bersifat individual
yang menggambarkan cara pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan
terbaik siswa tersebut.
Dalam pembelajaran portofolio, para siswa akan dibimbing oleh guru
dan melalui pemberian petunjuk secara bertahap untuk mengidentifikasi dan
mempelajari suatu masalah kebijakan publik dan untuk mengidentifikasi dan
mempelajari suatu masalah kebijakan publik untuk membuat portofolio kelas siswa. Kelas siswa didorong untuk menyajikan
portofolionya secara lisan di hadapan kelas atau di kelas lain atau bahkan di
sekolah lain. Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam mengkaji suatu masalah di
masyarakat sangatlah berharga. Oleh karena itu, siswa diminta untuk menyebarkan
pengetahuan mereka kepada teman-temannya agar bermanfaat, berbagai pengetahuan
juga akan berharga bagi siswa hal itu akan membantu siswa mengembangkan
keterampilan keterampilan yang penting untuk berpartisipasi dalam masyarakat
yang dapat mengatur diri sendiri.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for Civic Education (2002:55-7b), yaitu sebagai
berikut;
1.
Mengidentifikasi masalah yang
ada dalam masyarakat.
Dijelaskan oleh Dasim budimansyah
(2002:14), dalam tahap ini perlu diawali oleh diskusi kelas guna berbagi
pengetahuan tentang masalah masalah di masyarakat untuk mengerjakan ini seluruh
siswa hendaknya membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang dapat ditemukan
di masyarakat.
2.
Memilih masalah untuk kajian
kelas
Sebelum memilih masalah yang akan
dipelajari atau dikaji hendaknya para siswa (kelas) mengkaji terlebih dahulu
pengetahuan yang telah mereka miliki tentang masalah-masalah di masyarakat,
dengan langkah berikut;
a.
Mengkaji informasi yang telah
dikumpulkan yang dianggap paling penting. Dalam hal ini guru memberikan
bimbingan kepada siswa pada saat mendeskripsikan hasil belajar siswa yang
diperoleh dari pekerjaan rumah.
b.Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan
mereka kaji dengan cara membeli satu masalah pemilihan dapat dilakukan secara
musyawarah atau pengambilan suara.
3.
Mengumpulkan informasi tentang
masalah yang akan dikaji oleh kelas
Setelah kelas memilih atau masalah maka selanjutnya para siswa perlu
mengumpulkan informasi tambahan yang akan digunakan dalam pengembangan
portofolio. Dalam hal ini guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan
sumber-sumber informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji.
4.
Mengembangkan Portofolio Kelas
Dalam buku panduan guru "Kami Bangsa Indonesia"Proyek
Kewarganegaraan (2002:12) Jelaskan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh
pada tahap ini yaitu sebagai berikut:
a.
Kelas dibagi kedalam empat
kelompok
b.
Guru mengulas tugas-tugas
rinciannya untuk portofolio
c.
Gunakan informasi yang
dikumpulkan oleh tim portofolio
d.
Gunakan informasi yang
dikumpulkan oleh tim peneliti
e.
Membuat portofolio
Model pembelajaran
portofolio di SD/MI kelas tinggi yaitu, sebagai berikut;
1.
Model Contexstual Teaching Learning
Model CTL disebut juga REACT, yaitu
relating (belajar dalam kehidupan nyata), experiencing
(belajara dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan penciptaan), applying (belajar dengan menyajikan
pengetahuan untuk kegunaannya), cooperating
(belajar dalam konteks interaksi kelompok), dan transferring (belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks
baru atau konteks lain).
2.
Model Kegiatan Sosial dan PKn
Model yang di pelipori oleh Fed
Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana memengaruhi kebijakan ini
model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam kehidupan polotik, ekonomi,
sosial dalam masyarakat.
3.
Metode Bercerita
Menciptakan pembelajaran PKn yang
menyenangkan dengan meode bercerita, menjadi salah satu teknik pembelajaran
yang berguna dalam membangun karakter dan kepribadian siswa.
4.
Model Pembelajaran Induktif
Pendekatan ini dikembangkan oleh
filsuf Francis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas
fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. semakin banyak fakta semakin banyak
kita menarik kesimpulan.
5.
Model Pembelajaran Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan
yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model
pembelajaran yang digunakan pada kelas rendah yaitu pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah aplikasi pendekatan pembelajaran terpadu yang
dikembangkan melalui suatu “tema” yang didalamnya terkandung kompetensi dasar
dan materi yang saling berkaitan antar mata pelajaran berdasarkan hasil
analisis kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran. Pada kelas rendah
ini, peran guru dalam mengajar masih terlibat sepenuhnya untuk mendampingi
peserta didiknya.
Sedangkan di
kelas tinggi yaitu menggunakan pembelajaran portofolio. Pembelajaran portofolio
ini, guru tidak terlibat secara penuh dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Guru hanya bersifat membimbing dan memfasilitasi apa yang diperlukan
siswa-siswa secara demokratis mengidentifikasi, merumuskan sampai mencari
berbagai solusi tentang kebijakan publik yang ada di lingkungan hidupnya
B.
SARAN
Peningkatan
kualitas peserta didik adalah tugas seorang guru. Dalam proses tersebut
dibutuhkan metode atau model pembelajaran yang menarik. Maka dari itu, guru
diharapkan untuk terus mengembangkan model pembelajaran agar peserta didik
mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Winataputra,
Udin. S (2013). Pembelajaran PKn di SD.
Universitas Terbuka: Tanggerang
Selatan.
Sundawa, Dadang
(2009). Pembelajaran Kewarganegaraan.
Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Trianto (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.
Prestasi Pustaka: Jakarta.
Susanto, Ahmad
(2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Prema Media
Group: Jakarta.
Andyana, Metta
(2017). http://mettaadnyana.blogspot.com/2017/01/model-model-pembelajaran-pkn-di-sd.html. Diakses pada 30 September 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar